Jurnal ilmiah merupakan salah satu sarana penting bagi para peneliti untuk menyebarkan hasil karya ilmiah mereka. Namun, dalam era digital seperti sekarang ini, maraknya jurnal predatory atau jurnal palsu menjadi ancaman serius bagi dunia akademik. Jurnal predatory merupakan jurnal ilmiah yang tidak memiliki proses peer-review yang baik, sehingga artikel-artikel yang dipublikasikan di dalamnya seringkali tidak berkualitas dan tidak dapat dipercaya.
Tidak hanya itu, jurnal predatory juga seringkali menjanjikan proses publikasi yang cepat dan mudah dengan biaya yang terjangkau. Hal ini tentu saja menarik bagi para peneliti yang ingin segera mempublikasikan hasil penelitiannya tanpa harus melalui proses peer-review yang ketat. Namun, publikasi di jurnal predatory dapat berdampak buruk bagi reputasi dan kredibilitas seorang peneliti, karena jurnal-jurnal tersebut tidak diakui oleh komunitas ilmiah yang sah.
Selain itu, publikasi di jurnal predatory juga dapat berdampak negatif bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan. Artikel-artikel yang dipublikasikan di jurnal predatory seringkali tidak melewati proses peer-review yang ketat, sehingga informasi yang disajikan dapat tidak akurat dan menyesatkan. Hal ini dapat merugikan para pembaca yang mempercayai informasi yang disajikan dalam artikel tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi para peneliti untuk waspada terhadap jurnal predatory dan memastikan bahwa jurnal tempat mereka mempublikasikan hasil penelitiannya adalah jurnal yang terpercaya. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari jurnal predatory antara lain adalah dengan memeriksa reputasi jurnal, memeriksa indeksasi jurnal, dan memeriksa apakah jurnal tersebut terdaftar di lembaga indeksasi jurnal yang terpercaya.
Dengan demikian, para peneliti dapat memastikan bahwa hasil penelitian mereka dipublikasikan di jurnal yang berkualitas dan dapat dipercaya. Dengan menghindari jurnal predatory, dunia akademik dapat terhindar dari bahaya publikasi ilmiah palsu yang dapat merugikan perkembangan ilmu pengetahuan.
Referensi:
1. Beall, J. (2012). Predatory publishers are corrupting open access. Nature, 489(7415), 179.
2. Shen, C., & Björk, B. C. (2015). ‘Predatory’ open access: a longitudinal study of article volumes and market characteristics. BMC Medicine, 13(1), 230.
3. Dadkhah, M., & Bianciardi, G. (2019). Predatory Journals and Their Effects on Scientific Research Community. Advanced Pharmaceutical Bulletin, 9(4), 491-494.