Dalam dunia akuntansi, jurnal penyesuaian merupakan proses akuntansi yang penting untuk menyempurnakan pencatatan transaksi keuangan suatu perusahaan. Jurnal penyesuaian dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk mengoreksi kesalahan pencatatan dan memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat.
Pengertian jurnal penyesuaian sendiri adalah catatan akuntansi yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun tertentu yang tidak tercatat dengan benar dalam jurnal umum. Jurnal penyesuaian ini berfungsi untuk mencatat transaksi-transaksi yang belum tercatat dan mengoreksi kesalahan pencatatan yang terjadi selama periode akuntansi.
Contoh-contoh jurnal penyesuaian dalam akuntansi antara lain adalah penyesuaian pendapatan yang masih harus diterima, penyesuaian biaya yang masih harus dibayar, penyesuaian penyusutan aset tetap, penyesuaian persediaan barang dagang, dan penyesuaian beban yang telah terjadi namun belum tercatat. Semua jurnal penyesuaian ini bertujuan untuk memperbaiki catatan akuntansi agar mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.
Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki pendapatan yang belum tercatat sebesar Rp 1.000.000, maka jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
Debit: Pendapatan yang masih harus diterima Rp 1.000.000
Kredit: Pendapatan Rp 1.000.000
Referensi:
1. Weygandt, J., Kieso, D., & Kimmel, P. (2012). Accounting Principles, 10th Edition. John Wiley & Sons.
2. Soemarso, S. R. (2015). Akuntansi Keuangan Menengah. Salemba Empat.
3. Mulyadi. (2012). Akuntansi Biaya. Salemba Empat.
Dengan melakukan jurnal penyesuaian secara tepat, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk memahami pengertian dan melakukan jurnal penyesuaian secara rutin setiap akhir periode akuntansi.
